1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

pertentangan dalam susunan ayat-ayatnya dan ejaannya. Kemudian pembagian-pembagian Al Qur'an disempurnakan lagi dan pada tahun 1337 Hijrah, atas dasar pembagian yang disempurnakan tersebut Al Qur'an dicetak oleh percetakan Amiriayah milik pemerintah Mesir di bawah pengawasan para guru besar Al Azhar. Al Qur'an terdiri dari 114 surat dan dibagi 30 Juz yang terdiri atas 1456 ayat yang diturunkan di Madinah dan 4780 ayat yang diturunkan di Makkah. Sejak saat itu susunan ayat-ayat Al Qur'an tidak lagi mengalami perubahan.

4.PUSAKA WARISAN MUHAMMAD SAW.

Pada waktu NabiMuhammad SAW masih hidup sampai pada waktu beliau wafat maka di samping adanya bangsa Arab yang menyembah berhala adapula bangsa Arab yang sudah beriman dan mengenal agama Tauhid, sehingga Kitab Suci Taurat dan Kitab Suci Injil telah banyak pula dipahami oleh masyarakat Arab.
Jika ditelusuri kehidupan NabiMuhammad SAW, maka dapat dilihat hal-hal yang menarik sebagai berikut :

Sementara itu kaum pengikut Nabi yang kedudukannya terpencar- pencar itu memiliki naskah ayat-ayat Al Qur'an yang susunan surat- suratnya masing-masing berlainan dan susunan ayat-ayatnya pun masing-masing tidak sama, terdapat pula perbedaan-perbedaan ejaan di antara mereka. Adanya perbedaan-perbedaan ini menimbulkan perselisihan dan perpecahan di antara kaum pengikut Nabi karena masing-masing menganggap naskah miliknya yang benar.

Keadaan ini makin membahayakan karena timbulnya pertikaian- pertikaian, di antara mereka sendiri justru pada waktu mereka berada dalam pertempuran menghadapi musuh-musuh mereka. Keadaan ini segera dilaporkan oleh Huzaifah bin Yaman kepada kafilah Utsman bin Affan di Madinah. Setelah menerima laporan itu kafilah Utsman bin Affan segera meminta kepada Hafsah binti Umar lembaran ayat-ayat Al Qur'an yang ditulis pada masa kafilah Abu Bakar dan yang disimpan di rumahnya.
Kemudian setelah lembaran-lembaran ayat-ayat Al Qur'an itu diserahkan kepada kafilah Utsman bin Affan oleh Hafsah binti Umar, maka dibentuklah suatu panitia yang terdiri dari Zaid bin Tsabit sebagai ketua, dan anggota lainnya adalah Abdulah bin Zubair, Za'id bin Ash dan Abdur Rahman bin Harits bin Hisyam. Tugas panitia ini adalah membukukan ayat-ayat Al Qur'an dengan jalan menyalin dari lembaran- lembaran tersebut menjadi buku. Di dalam pelaksanaan tugas panitia ini kafilah Utsman bin Affan menasehatkan agar mengambil pedoman kepada mereka yang hafal ayat-ayat Al Qur'an dan dialek bacaan yang berlaku ialah dialek dari kaum Quraisy. Maka dikerjakanlah oleh panitia sebagaimana yang ditugaskan kepada mereka dan setelah tugas itu selesai, maka lembaran-lembaran ayat-ayat Al Qur'an itu dikembalikan, kepada Hafsah binti Umar. Al Qur'an yang telah dibukukan dinamai dengan "Al Mushhaf" dan oleh panitia dituliskan sebanyak lima buah "Al Mushhaf " empat buah di antaranya dikirim ke Makkah, Syria, Basrah, Kufah, agar di tempat-tempat itu disalin pula dari masing-masing Mushhaf itu, dan satu buah itu ditinggalkan di Madinah untuk Utsman bin Affan dan itulah dinamakan "Mushhaf Al Imam".
Dari Mushhaf yang ditulis pada masa Utsman bin Affan inilah, kaum pengikut Nabi diseluruh pelosok menyalin Al Qur'an ini. Demikian adanya setelah lebih dari lima belas tahun wafatnya Nabi Muhammad SAW barulah dapat di wujudkan kitab Al Qur'an yang menjadi pedoman bagi kaum pengikut Nabisehingga tidak akan timbul lagi pertentangan-

a.

NabiMuhammad SAW memperisterikan Siti Khadijah yang berusia 15 tahun lebih tua dari beliau serta seorang yang berpegang kepada Kitab Suci Taurat, Zabur & Injil yang patuh danyang telah menyalin serta menterjemahkan isi Kitab Suci tersebut dari bahasa Ibrani ke bahasa Arab. Hampir dua puluh lima tahun lamanya Nabi Muhammad SAW berada dalam pemeliharaan dan asuhan Siti Khadijah yang taat kepada Kitab Taurat, Zabur & Injil sehingga Nabi Muhammad SAW makin menjadi orang yang saleh dan terus bertahannuts mempersiapkan dirinya untuk menjadi rasul.

Ketika Nabi Muhammad SAW menghadapi keadaan yang kritis karena cemas, khawatir dan penuh keraguan setelah beliau menerima wahyu yang pertama, maka Nabi Muhammad SAW bersama isterinya datang kepada Waraqah bin Naufal seorang pendeta Nasrani untuk mendapatkan penjelasan mengenai peristiwa yang terjadi atas diri beliau. Dengan adanya penjelasan dari Waraqah bin Naufal kepada Nabi Muhammad SAW maka beliau menjadi tenang dan merasakan kedamaian dan kesentosaan dalam hatinya.

Pada waktu orang-orang Quraisy di Makkah melancarkan

b.

c.