|
|
|
|
|
|
Kabilah mereka. Mereka belum mengenal ras ikatan nasional,
yang ada pada mereka hanyalah ikatan kabilah. Dasar
perhubungan dalam kabilah ialah pertalian darah. Rasa
kesukuan (Ashabiyah) amat kuat dan mendalam pada mereka,
sehingga bilamana terjadi bahwa salah seorang di antara mereka
teraniaya, maka seluruh anggota-anggota kabilah itu akan
bangkit membelanya.
3. SEGI KEBUDAYAAN.
Pada zaman tersebut bangsa Arab pada umumnya adalah buta
huruf, tetapi walaupun demikian mereka mempunyai daya
ingatan yang amat kuat.
Oleh sebab itu pegangan mereka dalam memelihara cerita-
cerita, riwayat-riwayat dan kisah-kisah yang hidup dalam
masyarakat mereka, ialah dengan cara menyimpannya dalam
ingatan mereka, dalam hafalan-hafalan. Misalnya syair-syair
dari pujangga mereka, ansab (silsilah) keturunan mereka,
peperangan yang terjadi di antara mereka, mereka ingat dan
hafal itu semua satu persatu.
4. KEADAAN KOTA MEKKAH.
Kota Mekkah adalah tempat kelahiran Muhammad SAW,
yang terletak di garis lalu lintas perdagangan antara Yaman
(Arabia Selatan) dan Syam dekat Lautan Tengah. Dipandang
dari segi geografis, kota Mekkah hampir terletak di tengah-
tengah jazirah Arabia, oleh sebab itu kabilah-kabilah Arab dari
segala tempat sering datang ke Mekkah dan demikian pula
sebaliknya bahwa saudagar Mekkah sering pergi ke negeri-
negeri tetangganya seperti Syam, Mirah dan Yaman.
Di kota Mekkah terdapat rumah suci yang pada mulanya
adalah rumah suci penyembah berhala tetapi sejak zaman
Muhammad SAW rumah suci penyembah berhala tersebut
menjadi rumah suci agama Islam yang disebut oleh bangsa Arab
Baitullah atau Ka'bah. Bangsa Arab pada umumnya
memuliakan tempat suci ini karena menurut sejarah bangsa
Arab, pembangunan Baitullah dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS,
bersama putranya Nabi Ismail AS. Nabi Ismail AS kemudian
|
|
|
|
1. SEGI KEAGAMAAN.
Pada zaman Jahiliyah, yaitu sebelum Nabi Muhammad SAW
lahir, sebagian besar bangsa Arab menyembah patung-patung
dan batu-batu berhala dan mereka menyembelih hewan-hewan
kurban di hadapan patung-patung itu untuk memuliakannya.
Mereka pada umumnya tenggelam dalam kemusyrikan dan
dalam kehidupan yang terpecah belah serta saling bermusuhan
dan berperang.
Sementara itu di sekitar negara Arab telah terdapat orang-
orang yang percaya pada Kitab Suci Taurat, Zabur & Injil. Dari
pengaruh lingkungan negara Arab tersebut banyak pula orang-
orang Arab yang percaya Kitab Suci Taurat, Zabur & Injil atau
condong ke arah ajarannya. Hal ini dapat diketahui karena
budak-budak yang berada di Mekkah adalah orang-orang yang
percaya kepada Kitab Suci tersebut. Mereka bukan saja
terdapat di tingkat masyarakat bawah tetapi juga di tingkat
masyarakat menengah maupun di tingkat atas seperti Waraqah
bin Naufal adalah seorang yang percaya kepada Taurat, Zabur
& Injil dan satu keturunan dengan Muhammad SAW.
Selain daripada itu ada pula orang-orang Arab yang menjadi
pemeluk agama Yahudi. Pemeluk agama Yahudi yang
terbanyak terdapat di Yatsrib (Madinah) di bawah pimpinan
Ka'ab bin Asyraf seorang Kepala Suku di Madinah.
2. SEGI SOSIAL POLITIK
Pada waktu itu bangsa Arab hidup bersuku-suku (kabilah-
kabilah) dan berdiri sendiri dan satu sama lainnya saling
bermusuh-musuhan. Setiap sengketa yang timbul di kalangan
mereka, mereka serahkan penyelesaiannya kepada pemimpin
|
|
|