1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

Kabilah mereka. Mereka belum mengenal ras ikatan nasional, yang ada pada mereka hanyalah ikatan kabilah. Dasar perhubungan dalam kabilah ialah pertalian darah. Rasa kesukuan (Ashabiyah) amat kuat dan mendalam pada mereka, sehingga bilamana terjadi bahwa salah seorang di antara mereka teraniaya, maka seluruh anggota-anggota kabilah itu akan bangkit membelanya.

3. SEGI KEBUDAYAAN.

Pada zaman tersebut bangsa Arab pada umumnya adalah buta huruf, tetapi walaupun demikian mereka mempunyai daya ingatan yang amat kuat.

Oleh sebab itu pegangan mereka dalam memelihara cerita- cerita, riwayat-riwayat dan kisah-kisah yang hidup dalam masyarakat mereka, ialah dengan cara menyimpannya dalam ingatan mereka, dalam hafalan-hafalan. Misalnya syair-syair dari pujangga mereka, ansab (silsilah) keturunan mereka, peperangan yang terjadi di antara mereka, mereka ingat dan hafal itu semua satu persatu.

4. KEADAAN KOTA MEKKAH.

Kota Mekkah adalah tempat kelahiran Muhammad SAW, yang terletak di garis lalu lintas perdagangan antara Yaman (Arabia Selatan) dan Syam dekat Lautan Tengah. Dipandang dari segi geografis, kota Mekkah hampir terletak di tengah- tengah jazirah Arabia, oleh sebab itu kabilah-kabilah Arab dari segala tempat sering datang ke Mekkah dan demikian pula sebaliknya bahwa saudagar Mekkah sering pergi ke negeri- negeri tetangganya seperti Syam, Mirah dan Yaman.
Di kota Mekkah terdapat rumah suci yang pada mulanya adalah rumah suci penyembah berhala tetapi sejak zaman Muhammad SAW rumah suci penyembah berhala tersebut menjadi rumah suci agama Islam yang disebut oleh bangsa Arab Baitullah atau Ka'bah. Bangsa Arab pada umumnya memuliakan tempat suci ini karena menurut sejarah bangsa Arab, pembangunan Baitullah dilakukan oleh Nabi Ibrahim AS, bersama putranya Nabi Ismail AS. Nabi Ismail AS kemudian

BABI
ZAMAN SEBELUM NABI MUHAMMAD SAW

1. SEGI KEAGAMAAN.

Pada zaman Jahiliyah, yaitu sebelum Nabi Muhammad SAW lahir, sebagian besar bangsa Arab menyembah patung-patung dan batu-batu berhala dan mereka menyembelih hewan-hewan kurban di hadapan patung-patung itu untuk memuliakannya.

Mereka pada umumnya tenggelam dalam kemusyrikan dan dalam kehidupan yang terpecah belah serta saling bermusuhan dan berperang.

Sementara itu di sekitar negara Arab telah terdapat orang- orang yang percaya pada Kitab Suci Taurat, Zabur & Injil. Dari pengaruh lingkungan negara Arab tersebut banyak pula orang- orang Arab yang percaya Kitab Suci Taurat, Zabur & Injil atau condong ke arah ajarannya. Hal ini dapat diketahui karena budak-budak yang berada di Mekkah adalah orang-orang yang percaya kepada Kitab Suci tersebut. Mereka bukan saja terdapat di tingkat masyarakat bawah tetapi juga di tingkat masyarakat menengah maupun di tingkat atas seperti Waraqah bin Naufal adalah seorang yang percaya kepada Taurat, Zabur & Injil dan satu keturunan dengan Muhammad SAW.

Selain daripada itu ada pula orang-orang Arab yang menjadi pemeluk agama Yahudi. Pemeluk agama Yahudi yang terbanyak terdapat di Yatsrib (Madinah) di bawah pimpinan Ka'ab bin Asyraf seorang Kepala Suku di Madinah.

2. SEGI SOSIAL POLITIK

Pada waktu itu bangsa Arab hidup bersuku-suku (kabilah- kabilah) dan berdiri sendiri dan satu sama lainnya saling bermusuh-musuhan. Setiap sengketa yang timbul di kalangan mereka, mereka serahkan penyelesaiannya kepada pemimpin