D A F T A R I S I

Bagian I :

Isa, bin Maryam

Isa, Al Masih

Isa, Tanda Ajaib

Bagian II :

4. Isa, Hamba Allah

5. Isa, Firman Allah

6. Isa, Orang Suci

Bagian III :

7. Isa, Terkemuka di Dunia dan di Akhirat

8. Isa, Diangkat kepada Allah

9. Isa, Hakim Manusia

10. Isa, Rahmat Allah

ISA A.S, BIN MARYAM

"Qaalat annaa yakuunu lii ghulaamuw wa lam yamsasnii basyaruw wa lam aku baqhiyyaa. Qaala kadzaaliki, qaala rabbuki huwa'alayya hayyinuw; wa li naj'alahuu aayaatal linnaasi wa rahmatam minnaa, wa kaana amram maqdhiyyaa."

Artinya :

Maryam berkata: "Bagaimana akan ada bagiku seorang anak, sedang sedang aku belum pernah disentuh seorang laki-laki pun (suami) dan tiadalah aku perempuan jahat"

(Jibril) berkata: "Demikianlah". Tuhanmu berfirman: "Hal itu mudah bagiKu." Kam hendak menjadikannya sebagai tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami, dan adalah urusan itu telah ditetapkan."

Qs (19) Maryam 20, 21


Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putra (Isa A.S.) telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa.

(Janji dari Allah S.W.T. di dalam Kitab Taurat, 700 tahun sebelum Nabi Isa lahir mengenai kelahiran dan kehidupan Isa Al Masih.)

Pada mulanya, kasih Allah S.W.T. bersinar atas Maryam, seorang perawan di Palestina. Dia bertunangan dengan Yusuf. Jibril, seorang malaikat menampakkan diri kepada Maryam.

Kata Jibril, "Jangan takut Maryam, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang putera dan hendaklah engkau menamai Dia Isa."

Maryam terkejut dan bertanya, " Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami ?"

Jibril menyahut, "Roh Allah akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau."

Allah menjadikan seorang bayi di dalam rahim Maryam dengan kuasa FirmanNya. Itu terjadi sewaktu Maryam belum bersetubuh dengan Yusuf. Celakalah mereka yang berkata bahwa ada persetubuhan antara Allah Yang Mahakudus dan Maryam. Oleh karena Maryam sungguh tawakal, dia mengandung seorang Anak suci.

Yusuf adalah orang yang baik hati, tetapi dia belum mendengar apa-apa tentang pesan Jibril. Menurut Hukum Taurat, seorang perempuan yang hamil tanpa bersuami patut dihukum mati. Walaupun Yusuf mau melindungi Maryam dari hukuman, dia belum bersedia mengakui anaknya. Pantas saja Yusuf hendak memutuskan hubungan-nya dengan Maryam secara diam-diam ! Tuhan mengutus Jibril lagi untuk meyakinkan Yusuf bahwa Maryam tidak bersalah.

Fat-takhadzat min duunihim hijaabaa, fa arsalnaa ilaihaa ruuhanaa fatamatstsala lahaa basyaran sawiyyaa

Artinya :maka dia (Maryam) mengadakan pambatas dari keluarganya, lalu Kami mengutus Ruh Kami (Jibril) kepadanya, lalu dia menyerupakan dirinya di hadapannya sebagai manusia sempurna. QS 19, Maryam ay. 17

Semua terjadi sesuai dengan Janji Allah S.W.T (700 tahun sebelum Nabi Isa lahir): "Tuhan sendirilah yang akan memberikan kepadamu suatu pertanda:.seorang perempuan akan menamakan Dia Almasi(Taurat, Surah 23, 7 : 14)

Qaalat innii a'uudzu birrahmaani minka in kunta taqiyyaa. Qaala innamaa ana rasuulu rabbiki, li ahaba laki qhulaaman zakiyyaa.

Artinya :

Maryam berkata :"Sesungguhnya aku ber-lindung kepada Yang Maha Pemurah dari engkau jika betul engkau orang yang takwa." (Jibril) berkata,"Aku hanyalah utusan Tuhanmu untuk memberikan kepadamu seorang anak laki-laki yang suci." QS 19, Maryam ay. 18,19.


Yusuf menikahi Maryam, tetapi mereka tidak bersetubuh sebelum dan selama Maryam hamil. Mereka tinggal di desa Nazareth, tetapi Allah merencanakan agar kelahiran Nabi Isa terjadi di kota Bethlehem. Pemerintah Roma, yang menjajah Palestina, menyuruh semua orang jajahan pulang ke kampung halamannya supaya ikut sensus dan membayar pajak. Yusuf dan Maryam adalah keturunan Nabi Daud, maka mereka pulang ke kampung halaman Nabi Daud yang bernama Bethlehem. Perjalanan ke Bethlehem dari Nazareth yang berlangsung antara tiga dan lima hari lamanya adalah kehendak Allah supaya janji Allah digenapi :

"Tetapi engkau hai Bethlehem Efrata, . . .dari padamu akanngkit bagi-Kusrael,ermulaannya sudah sejak purbakala,. .(Taurat, Surah 33, 5:1)

Itu Janji Allah S.W.T, 720 tahun sebelum Nabi Isa lahir.

Oleh karena banyaknya keturunan Nabi Daud yang ikut sensus, dan karena Yusuf dan Maryam adalah orang miskin, mereka harus menginap di kandang. Waktu mereka masih berada di situ, Maryam melahirkan Anak suci itu yang tidak punya ayah jasmani. Sesuai dengan perintah Allah, mereka menamai Anak itu Isa*. Isa dibungkus dengan kain dan diletakkan di palungan yang berisi jerami supaya tidak masuk angin. Karena keadaan Yusuf dan Maryam miskin, masyarakat setempat tidak menyadari, kelahiran Isa adalah peristiwa yang mulia di tengah-tengah mereka.

* Nama anak itu dalam bahasa Ibrani adalah "Yesua" dan dalam Al-Qur'an disebut "Isa". Nama itu berarti "Allah menyelamatkan" (umat-Nya).

Pada malam itu ada gembala-gembala yang sedang menjaga kawanan ternak di padang sepi. Mula-mula seorang malaikat berdiri di depan mereka, dan cahaya kemuliaan keagungan Allah sendiri nampak di sekeliling mereka, sehingga mereka gemetar ketakutan.

Kemudian mereka pergi ke Bethlehem untuk mencari bayi itu. Mereka menemui Yusuf, Maryam dan bayi suci itu di kandang.

Mereka mengenali bahwa itu Isa karena Dia dibungkus dengan kain dan terbaring di palungan sesuai dengan petunjuk yang telah diberikan oleh malaikat itu. Sesudah menemui-Nya, gembala-gembala pulang sambil memuji Allah.

Walaupun Nabi Isa adalah seorang keturunan bani Israel, Allah mengutus-Nya untuk menyelamatkan seluruh umat manusia. Pada waktu Ia lahir, Allah memberi pertanda kepada seluruh dunia: sebuah bintang yang sangat cemerlang terbit di langit.

Ada rombongan dari Asia yang mengikuti arah bintang itu ke Yerusalem (Quds) untuk mencari Al Masih. Mereka adalah ahli ilmu falak yang sadar bahwa bintang itu adalah bukti ada seorang terkemuka yang baru lahir. Rombongan itu pergi ke Bethlehem karena mereka diberi tahu bahwa Al Masih akan lahir di situ menurut nubuat para Nabi Israel. Mereka menjumpai Anak itu bersama ibunya dan Yusuf. Di hadapan Sang Al Masih, mereka bersujud sambil memuliakan Allah yang menuntun mereka dengan bintangNya. Mereka memberikan hadiah-hadiah yang sangat mahal, yang pantas bagi Sang Al Masih.